Dimana Singkil masa kecilku?
“Seandainya di dunia ini ada surga,
maka singkil adalah letak surga itu bagiku.” Mungkin kata-kata itu lah yang ada
di benakku kala itu.Masyarakat yang akrab dengan kata
sepakat, tanpa enggan bahu-membahu, obralan senyum senantiasa menghiasi wajah
masyarakat, maraknya pengajian menghidupkan kehidupan singkil jadi lebih hidup
“The Mosque is Live Center”, sehingga Singkil tidak jarang dijuluki Negri
Batuah, tempat bersemayamnya ulama tasauf yang mahsyur sampai ke manca negara.
“Dahulu di singkil masyarakatnya
saling gontong royong, tapi tidak tau sekarang faktor apa yang membuat semangat
gontong royong itu mulai memudar” Ujar Al-Hamul Fadli
Canda tawa anak-anak yang mampu
melebur kebekuan dan rasa lelah orang tua para anak adalah pemandangan yang
indah dikeseharian Singkil. Singkil yang dulunya sangat menjunjung prinsip
menghormati yang tua, menyegani yang sebaya, dan menyanyangi yang kecil.
Tapi sayangnya suasana itu hanya ku
rasakan di masa kecilku, wahai kawan!!!
Singkil yang dulunya akrab dengan kata sepakat,
sekarang berubah menjadi akrab dengan kecurigaan. Singkil yang dulunya tanpa
enggan bahu-membahu, sekarang enggan menunjukkan “bahu”. Singkil yang dulunya dimarakkan dengan pengajian,
sekarang memandang aneh pengajian. Singkil yang dulunya sangat menjunjung
hubungan antara yang muda dengan yang tua sekarang telah dikikis oleh sifat
acuh tak acuh.
Sekarang senyum dan tegur sapa yang
ada dimasyarakat terlihat berbalut keengganan. Singkil yang dulunya tempat
bersemayam ulama tasauf mahsyur sampai ke manca negara, tapi sekarang
disibukkan dengan pertanyaan “angka berapa yang keluar” untuk sejumlah uang
tertentu dengan diselingi imformasi indikasi korupsi pemegang kekuasaan.
Singkil sekarang dikecam kesunyian,
kekakuan, kebekuan, dan kehampaan. “singki ko baiko-iko sajolah iko” itulah
kalimat keseharian yang terngiang di tengah-tengah masyarakat menggambarkan 13
tahun umur Kabupaten Aceh Singkil yang jalan di tempat.
Kemana suasana masa kecilku dulu
yang kusebut surga dunia??? Digilas oleh roda jamankah atau ditelan penghujung
masa dunia?
Tetapi aku sangat yakin bahwa bongkahan
bibit-bibit kesejahteraan Singkil yang dahulu pernah ada masih bisa dimunculkan
kepermukaan lagi dan Yang Maha Kuasa pun tidak akan pernah meninggalkan kami dari
Syafaat-Nya.
Aku ingin suasana masa kecilku
kembali lagi.
(suhasdi wijaya Tanggal lintas 16-17 Juli 2012, BRR City